Rabu, 25 Desember 2013

[FF] A Time to Dance, A Time to Die


[Title]
 A Time to Dance, A Time to Die

[Author]
Sri Noor Wulandari

[Cast]
Kim Jongin, member EXO

[Genre]
Mystery, Friendship

[Length] 
Oneshoot

[Rating]
General

[Disclaimer] 
FF ini terinspirasi dari kisah nyata wabah 'Dancing Plague'. Apa itu Dancing Plague? Silahkan cari di Google sendiri --' . Disini semuanya Jongin POV, maaf untuk alur yang terlalu cepat dikarenakan terbatasnya otak saya. Maaf juga karena banyaknya typo, maklum manusia biasa.  '-'

This fanfict is belong to me, if theres a similarity of story. Im sorry, it wasn't intentional.

PLAGIATOR? GO AWAY! -_-

~ Happy Reading Guys! ~ 

Aku adalah Kim Jongin

Sudah 12 tahun aku harus rela terperangkap di dalam jeruji besi ini.

Tentu saja aku harus rela, karena…

Karena diriku, 11 sahabatku harus kehilangan nyawa mereka.

FLASHBACK

~Na eureureong eureureong eureureong dae na eureureong eureureong eureureong dae

Aisshh, siapa sih yang menelfon pagi-pagi begini. Kulihat kelayar Handphone milikku.

Lay? Kenapa tiba-tiba dia menelfonku?

“Halo?”

“Hei Jongin, apa kau ada acara nanti malam pukul 7? Aku akan mengadakan pesta dirumahku, kuharap kau bisa datang”.

“Ehm, sepertinya tidak ada. Pesta? Dadakan sekali, memangnya ada acara apa dan kau mengundang siapa saja?” 

“Haha, aku hanya sedang kelebihan uang. Aku hanya mengundang geng kita, EXO.”

“Semacam reuni kah?”

“Ya bisa dibilang begitu. Sudah ya aku mau menelfon yang lainnya. Annyeong”

Tiiittt...

Yak! Bilang saja kalau dia tidak ingin pulsanya habis, dasar pelit.
 Pesta ya? Sepertinya menarik

Aku pun merebahkan diriku kembali ke kasur kesayanganku, menarik selimutku sehingga menutupi wajahku dan melanjutkan tidurku yang sempat tertunda tadi.

Zzzzz… -_-

SKIP

Kini kami telah berkumpul ditaman belakang rumah Lay. Kami hanya terdiam sambil menikmati camilan.

“Sudah lama ya, kita tidak berkumpul ber-12 seperti ini sejak kelulusan.”, celetuk Baekhyun  tiba-tiba.

“Iya, kita hanya sibuk dengan urusan kuliah kita masing-masing”, lanjut Chanyeol.

“Apalagi ada beberapa diantara kita yang harus melanjutkan kuliahnya di luar negeri”, ucap Sehun juga.

“Ya! Jangan menyindir begitu dong, lagipula aku kuliah di China bukan karena kemauanku.”, ucap Luhan hyung ketus.

“Hey hey, aku tidak menyindirmu hyung. Kenapa kau sensitive sekali”, sungut sehun sebal,

“Yak!!! Kita berkumpul disini bukan untuk bertengkar eoh! Kalian tetap saja kekanak-kanakan seperti dulu.”, omel Suho hyung.

“Mianhae~”, ucap Sehun dan Luhan hyung bersamaan.

“Oke..oke, bagaimana kalau kita battle dance? Kukira akan sangat mengasyikkan”, ucap Lay.

Tubuhku melemas seketika.

Kenapa?
Tentu saja karena aku tidak bisa menari! Sedangkan mereka semua bisa menari
Sudah pasti nantinya aku akan diejek. -_-

“Ne aku setuju”

“aku juga”

“ide bagus”

Begitulah respon mereka, sepertinya hanya aku yang tidak setuju dengan battle dance ini.

“Bagaimana denganmu Jongin?”, Tanya Lay.

“Aku..?? Terserah saja”, ucapku sedikit pelan.

“Baiklah, kita sepakat akan battle dance”, ucap Lay kemudian.

“WOOHOOO!!!”,sorak-sorakan mereka begitu keras.

“Apa kau yakin?”, Tanya D.O hyung sambil berbisik kearahku.

“Tentu saja hyung, jika tidak aku akan semakin diejek”

“Yasudahlah, semoga nanti keajaiban datang padamu.”, bisik D.O hyung lagi.

“Nee”, ucapku lemas.
Ya Tuhan, aku mohon berilah keajaiban nanti saat aku menari.

SKIP

Semua sudah menjalankan misi (?) battle dance-nya. Kecuali aku dan Lay.

“Oke selanjutnya, Jongin dan Lay!!”, ucap Chanyeol.

Kini aku berhadapan dengan Lay, yaaa meskipun dia salah satu sahabat terdekatku. Tapi jika aku berhadapan dengannya apalagi kami akan melakukan battle dance, nyaliku ciut seketika.

Musik mulai diputar, Lay mulai menggerakkan tubuhnya. Meliuk-liukkannya sedemikian rupa.
Ya ampun, tariannya benar-benar keren. Bahkan aku hanya bisa melongo menatapnya.

“Hey, Jongin. Sampai kapan kau tetap berdiam seperti itu. Ppali menarilah!”, ucap Xiumin hyung yang membuyarkan tatapan kagumku pada Lay.

Aku memejamkan mataku lalu mulai menggerakkan tangan dan kakiku. Entah seperti apa tarianku saat ini. Yang pasti aku hanya mengikuti alur music. 

Hei kenapa henging sekali? Tidak terdengar suara sedikitpun dari mereka.

Apa tarianku benar-benar konyol dan aneh, sehingga mereka menahan tawa mereka?
Kuhentikan tarianku lalu perlahan membuka mataku.

Mereka menatap padaku dengan tatapan melongo, apalagi D.O hyung yang matanya sudah bulat kini semakin membulat lagi bahkan Chanyeol dan Luhan sampai ngeces melihatku.

Ada apa ini? Apa tarianku benar-benar konyol ya?

“Jongin… apa ini benar-benar kau?”, Tanya Tao tetap dengan wajah melongonya.

“Tentu saja, kau kira aku ini siapa heh?” ucapku sedikit kesal.

Mereka semakin terdiam.

“Heyyy teman-teman!!! Kalian ini kenapa? Jika tarianku memang aneh dan konyol bilang saja, jika kalian ingin tertawa, tertawalah. Atau mungkin kalian ingin mengejekku?”, ucapku dengan emosi yang meluap-luap.

“Kau.. sangat keren Jongin”, ucap Kris hyung tiba-tiba.

MWO?! KEREN?!

“Hey, jangan bercanda. Jika memang tarianku jelek, bilang saja. Aku memang tidak bisa menari”

“Kalau kau tidak percaya, kau bisa melihat ini.”, Sehun menunjukkan rekaman video saat aku menari tadi.

Aku membelalakkan mataku, apa itu benar-benar aku?
Jujur saja tarianku disitu sangat keren.
Bukan sombong sih, tapi sepertinya tarianku lebih keren dari Lay.

“Kau berkembang pesat Jongin, selama ini kau belajar dance dimana?”, Tanya Lay tiba-tiba.

“A..aku.. belajar sendiri..”, jawabku sedikit ragu-ragu.

“Woahhh, daebak. Lalu kenapa dulu sewaktu SMA kau tidak bisa menari?”, ucap Baekhyun.

“I..itu.. karena…”

“mungkin dulu dia belum tertarik pada dance, jadi dia tidak pernah belajar”, potong Suho hyung.

“eh…ya itu..,alasannya. Hehe”, ucapku sambil nyengir.

“Bagaimana kalau kita nge-dance bersama-sama, pasti akan semakin seru”, celetuk Tao.

“Waw, kau genius Tao. Aku setuju!”, ucap Chanyeol.

“Kami semua setuju!”

“Nah bagaimana kalau Jongin yang menjadi tutor kita. Setelah dilihat-lihat tariannya tadi simple tapi terlihat keren keren. Jadi kita akan mengikuti gerakan Jongin”, usul Lay  

“ne.. ne.. ne..”

Begitulah jawaban mereka, aduh.. bagaimana ini
Itu tadi kan mungkin hanya keberuntunganku saja. Bersiaplah Jongin setelah ini kau akan diejek kembali.

“Hana Dul Set”

Musik diputar, aku kembali memejamkan mataku. Dan mencoba melakukan gerakan seperti  yang kulakukan tadi.

Hening.. hanya suara music yang terdengar, sampai

“AKKHH!! KAKIKU!!”, terdengar suara cempreng milik Chen.

Segera kubuka mataku, dan kulihat semua menari aku juga menari.

Tapi tubuh mereka terluka, dan kaki mereka terlihat melepuh dan mengeluarkan darah.

Kulihat diriku…
Aku baik-baik saja, tidak ada luka atau rasa sakit sedikitpun padaku.

Aku berniat menghentikan tarianku dan menolong mereka. Namun..

What The Hell?? Tarianku tidak bisa dihentikan, aku tetap saja terus menari. Kupaksa tangan dan kakiku untuk berhenti, tpai tetap saja bergerak mengikuti alunan music.

“Teman-teman, apa kalian tidak apa-apa?”, tanyaku dengan suara lumayan keras.

“Bagaimana tidak apa-apa Jongin, tiba-tiba tubuh kami terdapat luka yang sangat menyakitkan lalu kaki kami melepuh dan mengeluarkan darah. Apa ini yang kau sebut dengan ‘tidak apa-apa’?”, ucap Kris hyung dengan sinis.

“Bahkan kami juga tidak dapat menghentikan tarian kami”, tambah Tao.

“A..aku juga tidak dapat menghentikan tarian ini teman-teman.”, ucapku.

“Tapi lihatlah dirimu, bahkan tak ada satupun luka pada tubuhmu”, ucap Sehun.

“Apa kau melakukan sesuatu pada kami, Jongin?”, Tanya D.O hyung yang terlihat semakin lemah.

“Tentu saja tidak, aku tidak pernah berniat mencelakai kalian. Bahkan aku juga tidak tahu mengapa kita seperti ini. Maafkan aku, aku telah berbohong. Sejujurnya aku tidak pernah belajar dance, aku juga tidak tahu mengapa tiba-tiba aku bisa menari seperti tadi. Maafkan aku.”   

“ARGHHH!!!!!”
Tiba-tiba saja mereka semua berteriak kesakitan secara bersamaan kemudian ambruk begitu saja. Dan saat itulah tarianku berhenti.

Aku menghampiri mereka semua. Kulihat wajah mereka sudah pucat dengan kaki mereka yang melepuh dengan darah tentunya dan juga luka-luka mengerikan ditubuh mereka.

“Teman-teman..”, panggilku.

Tak ada jawaban.

Pertama kuperiksa, nafas dan denyut nadi pada D.O hyung. Tidak ada.
Kucoba memeriksa nafas dan denyut nadi pada yang lainnya.

Juga Tidak ada.

Jadi… mereka telah meninggal? Apa ini semua karena-ku? Kenapa aku tidak ikut meninggal bersama mereka? Mengapa hanya aku yang dapat bertahan hidup?

Sebenarnya permainan macam apa ini? Mengapa kami tiba-tiba menari tanpa henti, lalu terluka seperti ini, kecuali aku tentunya.

Tapi tetap saja, mereka meninggal karena aku.

Seandainya saja aku tidak menerima ajakan mereka untuk battle dance, sudah pasti kejadiannya tidak seperti ini. Aku sungguh menyesal. Lebih baik aku tidak dapat menari selamanya daripada harus kehilangan sahabat-sahabat ku.

Segera kuambil ponsel milikku, lalu menghubungi polisi.

“Halo, selamat malam. Ada yang bisa dibantu?”, terdengar suara dari seberang sana

“Halo, pak.. aku telah..membunuh teman-temanku”, ucapku.

FLASHBACK END

Hari ini tepat 12 tahun setelah kepergian mereka.

Sampai saat ini, aku masih merasa bersalah atas kematian sahabat-sahabatku

Ingin rasanya aku meminta Tuhan mencabut nyawaku, atau mungkin memperlakukan diriku seperti sahabat-sahabatku sebelum mereka meninggal.

Tiba-tiba terdengar alunan music, yang tak kuketahui asalnya.
Dan tubuhku, mulai bergerak-gerak dengan sendirinya mengikuti alunan music tersebut.

Sepertinya Tuhan baru saja mendengar doaku selama ini.

Setelah lumayan lama aku menari, tiba-tiba muncul luka-luka yang cukup menyakitkan pada tubuhku. Kurasakan kakiku mulai melepuh dan  mengeluarkan darah.

Ternyata seperti ini rasa sakitnya..
Benar-benar sangat menyakitkan

Hingga akhirnya,,

“ARGHHHH!!!”

Terasa sesuatu menarik roh dari tubuhku, dan tentu saja itu sangat sakit.
Hingga akhirnya, aku menemukan ragaku yang sudah tak bernafas dengan senyum tulus dibibirku yang sudah membiru.

Berarti,,,
Saat ini, aku sudah mati??

Tiba-tiba muncul seberkas cahaya yang sangat menyilaukan sampai aku harus menutup mataku.

“Jongin-ah”

Terdengar suara seseorang ah tidak , tetapi beberapa orang memanggil namaku. Kubuka mataku perlahan dan dapat terlihat jelas didalam cahaya tersebut terdapat sahabat-sahabat ku.

D.O, Lay, Kris, Sehun, Xiumin, Luhan, Chanyeol, Baekhyun, Suho, Tao, Chen. Mereka semua ada disana menatapku dengan senyuman tulus dan wajah mereka yang bersinar.

“Ikutlah dengan kami, Jongin. Kami sudah lama menunggumu”, ucap D.O dengan halus.

Tanpa babibu lagi, aku segera masuk kedalam cahaya  itu. Dan.. kemudian
Aku berada ditempat yang belum pernah kulihat sebelumnya

END


    

0 komentar:

Posting Komentar