[Title]
A Time to Dance, A Time to Die
[Author]
Sri Noor Wulandari
[Cast]
Kim Jongin, member EXO
[Genre]
Mystery, Friendship
[Length]
Oneshoot
[Rating]
General
[Disclaimer]
FF ini terinspirasi dari kisah nyata wabah 'Dancing Plague'. Apa itu Dancing Plague? Silahkan cari di Google sendiri --' . Disini semuanya Jongin POV, maaf untuk alur yang terlalu cepat dikarenakan terbatasnya otak saya. Maaf juga karena banyaknya typo, maklum manusia biasa. '-'
This fanfict is belong to me, if theres a similarity of story. Im sorry, it wasn't intentional.
PLAGIATOR? GO AWAY! -_-
~ Happy Reading Guys! ~
Aku adalah Kim Jongin
Sudah 12 tahun aku
harus rela terperangkap di dalam jeruji besi ini.
Tentu saja aku harus
rela, karena…
Karena diriku, 11
sahabatku harus kehilangan nyawa mereka.
FLASHBACK
~Na eureureong
eureureong eureureong dae na eureureong eureureong eureureong dae
Aisshh, siapa sih yang menelfon pagi-pagi begini. Kulihat
kelayar Handphone milikku.
Lay? Kenapa tiba-tiba dia menelfonku?
“Halo?”
“Hei Jongin, apa kau ada acara nanti malam pukul 7? Aku akan
mengadakan pesta dirumahku, kuharap kau bisa datang”.
“Ehm, sepertinya tidak ada. Pesta? Dadakan sekali, memangnya
ada acara apa dan kau mengundang siapa saja?”
“Haha, aku hanya sedang kelebihan uang. Aku hanya mengundang
geng kita, EXO.”
“Semacam reuni kah?”
“Ya bisa dibilang begitu. Sudah ya aku mau menelfon yang
lainnya. Annyeong”
Tiiittt...
Yak! Bilang saja kalau dia tidak ingin pulsanya habis, dasar
pelit.
Pesta ya? Sepertinya
menarik
Aku pun merebahkan diriku kembali ke kasur kesayanganku,
menarik selimutku sehingga menutupi wajahku dan melanjutkan tidurku yang sempat
tertunda tadi.
Zzzzz… -_-
SKIP
Kini kami telah berkumpul ditaman belakang rumah Lay. Kami
hanya terdiam sambil menikmati camilan.
“Sudah lama ya, kita tidak berkumpul ber-12 seperti ini
sejak kelulusan.”, celetuk Baekhyun tiba-tiba.
“Iya, kita hanya sibuk dengan urusan kuliah kita
masing-masing”, lanjut Chanyeol.
“Apalagi ada beberapa diantara kita yang harus melanjutkan
kuliahnya di luar negeri”, ucap Sehun juga.
“Ya! Jangan menyindir begitu dong, lagipula aku kuliah di
China bukan karena kemauanku.”, ucap Luhan hyung ketus.
“Hey hey, aku tidak menyindirmu hyung. Kenapa kau sensitive
sekali”, sungut sehun sebal,
“Yak!!! Kita berkumpul disini bukan untuk bertengkar eoh!
Kalian tetap saja kekanak-kanakan seperti dulu.”, omel Suho hyung.
“Mianhae~”, ucap Sehun dan Luhan hyung bersamaan.
“Oke..oke, bagaimana kalau kita battle dance? Kukira akan
sangat mengasyikkan”, ucap Lay.
Tubuhku melemas seketika.
Kenapa?
Tentu saja karena aku tidak bisa menari! Sedangkan mereka
semua bisa menari
Sudah pasti nantinya aku akan diejek. -_-
“Ne aku setuju”
“aku juga”
“ide bagus”
Begitulah respon mereka, sepertinya hanya aku yang tidak
setuju dengan battle dance ini.
“Bagaimana denganmu Jongin?”, Tanya Lay.
“Aku..?? Terserah saja”, ucapku sedikit pelan.
“Baiklah, kita sepakat akan battle dance”, ucap Lay
kemudian.
“WOOHOOO!!!”,sorak-sorakan mereka begitu keras.
“Apa kau yakin?”, Tanya D.O hyung sambil berbisik kearahku.
“Tentu saja hyung, jika tidak aku akan semakin diejek”
“Yasudahlah, semoga nanti keajaiban datang padamu.”, bisik
D.O hyung lagi.
“Nee”, ucapku lemas.
Ya Tuhan, aku mohon berilah keajaiban nanti saat aku menari.
SKIP
Semua sudah menjalankan misi (?) battle dance-nya. Kecuali
aku dan Lay.
“Oke selanjutnya, Jongin dan Lay!!”, ucap Chanyeol.
Kini aku berhadapan dengan Lay, yaaa meskipun dia salah satu
sahabat terdekatku. Tapi jika aku berhadapan dengannya apalagi kami akan
melakukan battle dance, nyaliku ciut seketika.
Musik mulai diputar, Lay mulai menggerakkan tubuhnya. Meliuk-liukkannya
sedemikian rupa.
Ya ampun, tariannya benar-benar keren. Bahkan aku hanya bisa
melongo menatapnya.
“Hey, Jongin. Sampai kapan kau tetap berdiam seperti itu.
Ppali menarilah!”, ucap Xiumin hyung yang membuyarkan tatapan kagumku pada Lay.
Aku memejamkan mataku lalu mulai menggerakkan tangan dan
kakiku. Entah seperti apa tarianku saat ini. Yang pasti aku hanya mengikuti
alur music.
Hei kenapa henging sekali? Tidak terdengar suara sedikitpun dari mereka.
Apa tarianku benar-benar konyol dan aneh, sehingga mereka
menahan tawa mereka?
Kuhentikan tarianku lalu perlahan membuka mataku.
Mereka menatap padaku dengan tatapan melongo, apalagi D.O
hyung yang matanya sudah bulat kini semakin membulat lagi bahkan Chanyeol dan
Luhan sampai ngeces melihatku.
Ada apa ini? Apa tarianku benar-benar konyol ya?
“Jongin… apa ini benar-benar kau?”, Tanya Tao tetap dengan
wajah melongonya.
“Tentu saja, kau kira aku ini siapa heh?” ucapku sedikit
kesal.
Mereka semakin terdiam.
“Heyyy teman-teman!!! Kalian ini kenapa? Jika tarianku
memang aneh dan konyol bilang saja, jika kalian ingin tertawa, tertawalah. Atau
mungkin kalian ingin mengejekku?”, ucapku dengan emosi yang meluap-luap.
“Kau.. sangat keren Jongin”, ucap Kris hyung tiba-tiba.
MWO?! KEREN?!
“Hey, jangan bercanda. Jika memang tarianku jelek, bilang
saja. Aku memang tidak bisa menari”
“Kalau kau tidak percaya, kau bisa melihat ini.”, Sehun
menunjukkan rekaman video saat aku menari tadi.
Aku membelalakkan mataku, apa itu benar-benar aku?
Jujur saja tarianku disitu sangat keren.
Bukan sombong sih, tapi sepertinya tarianku lebih keren dari
Lay.
“Kau berkembang pesat Jongin, selama ini kau belajar dance
dimana?”, Tanya Lay tiba-tiba.
“A..aku.. belajar sendiri..”, jawabku sedikit ragu-ragu.
“Woahhh, daebak. Lalu kenapa dulu sewaktu SMA kau tidak bisa
menari?”, ucap Baekhyun.
“I..itu.. karena…”
“mungkin dulu dia belum tertarik pada dance, jadi dia tidak
pernah belajar”, potong Suho hyung.
“eh…ya itu..,alasannya. Hehe”, ucapku sambil nyengir.
“Bagaimana kalau kita nge-dance bersama-sama, pasti akan
semakin seru”, celetuk Tao.
“Waw, kau genius Tao. Aku setuju!”, ucap Chanyeol.
“Kami semua setuju!”
“Nah bagaimana kalau Jongin yang menjadi tutor kita. Setelah
dilihat-lihat tariannya tadi simple tapi terlihat keren keren. Jadi kita akan
mengikuti gerakan Jongin”, usul Lay
“ne.. ne.. ne..”
Begitulah jawaban mereka, aduh.. bagaimana ini
Itu tadi kan mungkin hanya keberuntunganku saja. Bersiaplah
Jongin setelah ini kau akan diejek kembali.
“Hana Dul Set”
Musik diputar, aku kembali memejamkan mataku. Dan mencoba
melakukan gerakan seperti yang kulakukan
tadi.
Hening.. hanya suara music yang terdengar, sampai
“AKKHH!! KAKIKU!!”, terdengar suara cempreng milik Chen.
Segera kubuka mataku, dan kulihat semua menari aku juga menari.
Tapi tubuh mereka terluka, dan kaki mereka terlihat melepuh
dan mengeluarkan darah.
Kulihat diriku…
Aku baik-baik saja, tidak ada luka atau rasa sakit
sedikitpun padaku.
Aku berniat menghentikan tarianku dan menolong mereka.
Namun..
What The Hell?? Tarianku tidak bisa dihentikan, aku tetap
saja terus menari. Kupaksa tangan dan kakiku untuk berhenti, tpai tetap saja
bergerak mengikuti alunan music.
“Teman-teman, apa kalian tidak apa-apa?”, tanyaku dengan
suara lumayan keras.
“Bagaimana tidak apa-apa Jongin, tiba-tiba tubuh kami
terdapat luka yang sangat menyakitkan lalu kaki kami melepuh dan mengeluarkan
darah. Apa ini yang kau sebut dengan ‘tidak apa-apa’?”, ucap Kris hyung dengan
sinis.
“Bahkan kami juga tidak dapat menghentikan tarian kami”, tambah
Tao.
“A..aku juga tidak dapat menghentikan tarian ini
teman-teman.”, ucapku.
“Tapi lihatlah dirimu, bahkan tak ada satupun luka pada
tubuhmu”, ucap Sehun.
“Apa kau melakukan sesuatu pada kami, Jongin?”, Tanya D.O
hyung yang terlihat semakin lemah.
“Tentu saja tidak, aku tidak pernah berniat mencelakai
kalian. Bahkan aku juga tidak tahu mengapa kita seperti ini. Maafkan aku, aku
telah berbohong. Sejujurnya aku tidak pernah belajar dance, aku juga tidak tahu
mengapa tiba-tiba aku bisa menari seperti tadi. Maafkan aku.”
“ARGHHH!!!!!”
Tiba-tiba saja mereka semua berteriak kesakitan secara
bersamaan kemudian ambruk begitu saja. Dan saat itulah tarianku berhenti.
Aku menghampiri mereka semua. Kulihat wajah mereka sudah
pucat dengan kaki mereka yang melepuh dengan darah tentunya dan juga luka-luka
mengerikan ditubuh mereka.
“Teman-teman..”, panggilku.
Tak ada jawaban.
Pertama kuperiksa, nafas dan denyut nadi pada D.O hyung.
Tidak ada.
Kucoba memeriksa nafas dan denyut nadi pada yang lainnya.
Juga Tidak ada.
Jadi… mereka telah meninggal? Apa ini semua karena-ku?
Kenapa aku tidak ikut meninggal bersama mereka? Mengapa hanya aku yang dapat
bertahan hidup?
Sebenarnya permainan macam apa ini? Mengapa kami tiba-tiba
menari tanpa henti, lalu terluka seperti ini, kecuali aku tentunya.
Tapi tetap saja, mereka meninggal karena aku.
Seandainya saja aku tidak menerima ajakan mereka untuk
battle dance, sudah pasti kejadiannya tidak seperti ini. Aku sungguh menyesal.
Lebih baik aku tidak dapat menari selamanya daripada harus kehilangan
sahabat-sahabat ku.
Segera kuambil ponsel milikku, lalu menghubungi polisi.
“Halo, selamat malam. Ada yang bisa dibantu?”, terdengar
suara dari seberang sana
“Halo, pak.. aku telah..membunuh teman-temanku”, ucapku.
FLASHBACK END
Hari ini tepat 12 tahun setelah kepergian mereka.
Sampai saat ini, aku
masih merasa bersalah atas kematian sahabat-sahabatku
Ingin rasanya aku
meminta Tuhan mencabut nyawaku, atau mungkin memperlakukan diriku seperti
sahabat-sahabatku sebelum mereka meninggal.
Tiba-tiba terdengar
alunan music, yang tak kuketahui asalnya.
Dan tubuhku, mulai
bergerak-gerak dengan sendirinya mengikuti alunan music tersebut.
Sepertinya Tuhan baru
saja mendengar doaku selama ini.
Setelah lumayan lama
aku menari, tiba-tiba muncul luka-luka yang cukup menyakitkan pada tubuhku.
Kurasakan kakiku mulai melepuh dan
mengeluarkan darah.
Ternyata seperti ini
rasa sakitnya..
Benar-benar sangat
menyakitkan
Hingga akhirnya,,
“ARGHHHH!!!”
Terasa sesuatu menarik
roh dari tubuhku, dan tentu saja itu sangat sakit.
Hingga akhirnya, aku
menemukan ragaku yang sudah tak bernafas dengan senyum tulus dibibirku yang sudah membiru.
Berarti,,,
Saat ini, aku sudah
mati??
Tiba-tiba muncul
seberkas cahaya yang sangat menyilaukan sampai aku harus menutup mataku.
“Jongin-ah”
Terdengar suara
seseorang ah tidak , tetapi beberapa orang memanggil namaku. Kubuka mataku
perlahan dan dapat terlihat jelas didalam cahaya tersebut terdapat
sahabat-sahabat ku.
D.O, Lay, Kris, Sehun,
Xiumin, Luhan, Chanyeol, Baekhyun, Suho, Tao, Chen. Mereka semua ada disana menatapku
dengan senyuman tulus dan wajah mereka yang bersinar.
“Ikutlah dengan kami,
Jongin. Kami sudah lama menunggumu”, ucap D.O dengan halus.
Tanpa babibu lagi, aku
segera masuk kedalam cahaya itu. Dan.. kemudian
Aku berada ditempat yang belum pernah kulihat sebelumnya
END
0 komentar:
Posting Komentar